Sunday, August 23, 2009

Menyingkap Misteri Facebook

Oleh: Nasrullah

Hingga kini kehadiran Facebook di internet menjadi salah satu situs persahabatan paling banyak dikunjungi bahkan diminati. Lebih dari seratus juta warga dunia kini keranjingan dengan jaringan sosial di dunia maya, Facebook.com. Lewat situs ini, pengguna dapat memperluas pertemanan lintas benua, bahkan kembali ”bertemu” dengan kawan-kawan atau pacar lama yang tidak terlihat lagi seusai perpisahan sekolah (Kompas.com, 28 Februari 2009).

Menarik untuk dipelajari kenapa pengguna internet begitu keranjingan menggunakan Facebook. Padahal, sebelum kemunculan situs Facebook telah ada situs-situs serupa sebagai jejaring persahabatan di dunia maya, seperti Friendster. Situs ini muncul pada tahun 2002, penggunanya sampai 18 Desember 2008, sekitar 90 juta. Kemudian MySpace yang didatangi sekitar 117 pengunjung setiap hari (www.kompas.com, 7 Januari 2009).

Dari Nyata ke Maya

Facebook dianggap lebih dikenal, menurut situs Mashable (The Social Media Guide) desain Facebook lebih enak dilihat dan dijelajahi serta menawarkan hal-hal yang lebih riil. Sebagai contoh, Facebook menawarkan orang lain yang kira-kira Anda kenal untuk di-add (ditambahkan) jadi teman. My Space juga menyodori Anda beberapa teman, tetapi termasuk menyodori orang-orang dari negeri antah berantah menjadi teman (Kompas.com, 28 Februari 2009).

Modal saling mengenal sebelumnya, kemudian bertemu di Facebook dapat menguatkan simpul jaringan sosial, menjadi lebih luas apabila terjalin hubungan dengan orang lain yang sebelumnya diketahui memiliki hubungan dengan teman dekat kita. Hubungan emosional terbangun dengan cara seperti ini kemudian memunculkan suasana nostalgia, romantisme, persahabatan, fanatisme dan komunalisme, sehingga keikutsertaan dalam Facebook pun tidak hanya muncul dalam kepemilikan personal. Hasrat manusia untuk masuk ke dalam kelompoknya dapat disalurkan melalui keanggotaannya dalam Facebook, misalnya ikatan satu alumni sekolah/kampus, kesamaan terhadap tokoh tertentu baik tokoh agama, tokoh politik, pejabat, bintang film maupun kesamaan suku-bangsa, kesamaan daerah asal daerah yang semua itu berlangsung di luar batas geografis.

Interaktif

Hal yang terpenting dalam teknologi informasi seperti internet ialah menciptakan kerangka kerja baru dalam berkomunikasi dan berinteraksi (Eriksen, 2001:81) atau tempat untuk pertukaran informasi dan membangun jaringan sosial. Pada akhirnya membentuk sebuah komunitas dunia maya yang memiliki perasaan satu wilayah pada komunitas tersebut yang anggotanya tersebar dari berbagai tempat. Ruang ini juga memberikan kekuasaan pada penggunanya untuk mengkreasikan topik pembicaraan mereka sendiri untuk didiskusikan dan membiarkan orang lain untuk meresponsnya (Lihat Fred Turner dalam From Counterculture to Cyberculture, 2006).

Facebook termasuk kategori di atas karena memberikan kemungkinan interaktif lebih luas dan mudah bagi para penggunanya, terutama saling mengomentari, menanggapi atau memberikan umpan balik dalam satu topik yang sama. Begitupula, layanan email, chatting, notes (catatan), tempat foto sekaligus berbagi foto dibuat lebih sederhana dan mudah dioperasikan. Bagian terpenting dari facebook adalah sharing (berbagi) baik foto, catatan, hingga segala keluh kesah.

Walaupun demikian, facebook dan sejenisnya hanyalah media untuk berinteraksi di dunia maya, atau sebagai suatu wahana pertemuan manusia dengan manusia lain secara non-fisik. Jika dulu divusi kebudayaan terjadi dalam bentuk kontak fisik, pertemuan antar manusia maupun dengan produk materi, sekarang terjadi melalui perantaraan teknologi. Keberadaan Facebook pun, sebagaimana televisi yang menurut Irwan Abdullah sesungguhnya telah mengaburkan batas-batas fisik dan budaya sehingga menciptakan “deteritorialisasi”, suatu dunia baru dengan batas-batas wilayah dan nilai yang bersifat relatif (2006:55). Terjadi deteritorialisasi inilah yang disebut McLuhan menciptakan dunia sebagai “global village”.

Kaburnya batas-batas fisik di dunia maya, membuat sifat dasar kita yang serba suka ingin tahu terhadap orang lain untuk memanfaatkan situs Facebook, terutama mengetahui keadaan keluarga, kolega, sahabat yang terpisah jarak dan waktu. Pada saat bersamaan, dalam diri seseorang pun tersimpan keinginan untuk diketahui keadaannya oleh orang lain dan itupun diekspresikan dalam Facebook. Terlepas apakah dominan antara ingin tahu atau ingin diketahui, yang jelas Facebook dan sejenisnya menjadi media penghantar hubungan tersebut.

Perkembangan teknologi informasi terutama internet sangat pesat, memungkinkan pada suatu saat nanti ada situs lain yang lebih menarik dibanding Facebook. Ini menunjukkan bahwa situs semacam Facebook hanyalah salah satu media saja yang diminati oleh banyak orang. Semuanya kini tergantung user (pengguna) layanan situs itu, ia bisa memanfaatkan untuk kepentingan apa saja. Facebook bisa bermanfaat bagi kemaslahatan umat dalam rangka berkomunikasi guna menggali atau tukar ilmu pengetahuan.

Sebaliknya, keranjingan Facebook atau pun situs lain dapat membuat rentang jarak seseorang dengan lingkungan sekitarnya. Orang yang keranjingan facebook dapat melupakan tugas utamanya, seperti mengabaikan kehadiran masyarakat yang berurusan di kantor, mengabaikan pasien yang ingin berobat dan sebagainya. Para pemikir beraliran Frankfurt sudah memberikan sinyal terhadap penggunaan teknologi dengan menyatakan manusia berada dalam situasi terasing dengan lingkungan sekitarnya. Segala teknologi, industri komunikasi dan gaya hidup modern membuat manusia mabuk kepayang dapat mengucilkan, memencilkan, mengaburkan dan menghancurkan martabat manusia. Industri dan modernitas bisa membawa pada keterasingan manusia (lihat, Ambar Sari Dewi, 2006).

Kini pilihan tinggal pada user (pengguna), mau bermanfaat atau tidak berguna, atau bahkan mengasingkan diri dari dunia maya. Namun, pilihan terakhir juga sulit dilakukan, sebab kita akan mengalami hambatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman-teman yang mungkin sudah terpisah jauh. Kita pun akan terkucil dalam komunitas dunia maya karena memang kita tak bisa hidup sendiri.


Sumber : http://danummurik.wordpress.com/



Artikel lainnya :



No comments:

Post a Comment